Selasa, 01 Maret 2016

Aku & Kamu = Sendirian

Aku sendirian. Ceritanya bukan karena aku lagi ditinggal sama temen kostan pulang kampung. Bukan. Tapi aku emang lagi sendiri. Terutama.. Hati aku. Sendiri di antara limpahan perhatian darinya.
Kamu tidak mengacuhkanku. Tidak. Kamu hanya sibuk. Aku pun sibuk—seharusnya. Tapi bayangnya yang polos itu tak jarang hadir di hadapku dan membuat semuanya menjadi mellow. Seperti pagi ini aku berjalan. Tentunya sendirian. Melangkah melewati beberapa tempat yang pernah aku lewati dengannya. Semuanya nampak hitam putih. Aku melihat kita sedang tertawa. Mungkinkah ini galau yang biasa anak-anak muda katakan? Klasik sekali jika galau itu seperti ini rasanya.
Aku duduk. Menanti dan berharap kamu akan mengabariku. Aku buka hp. Aku lihat WA aku dan kamu. Tiba-tiba muncul arwah. Online! Ya. Kamu sedang online. Tapi pesanku hanya ceklis dua dan berwarna biru. Diread aja.
Aku pulang dengan perasaan kesal. Aku ingin marah padanya. Mengapa kamu tak memberiku kabar padahal kamu sedang online. Aku kesal. Sepanjang jalan aku merajuk. Mengutuk ini itu mereka yang sedang berbahagia di saat aku menderita. Terlintas ‘hidayah’ untuk chatting kamu duluan. Oh.. Ini bukan lagi saatnya memikirkan gengsi. Tapi.. Tanganku tak juga mengetikkan kata. Tidak pula dengan ‘Hai’. Tidak. Aku terlalu kesal.
Aku tiba di rumah. Di sana ada teman sekamarku yang sedang makan siang menuju sore. Aku disambutnya. Aku pasti membalas walau hanya dengan deheman saja. Aku berbaring dan masih memendam kekesalanku hari ini. Terus mengumpat dalam hati. Tak henti-henti. Ya. Aku begitu kesal entah mengapa. Aku lempar kamu jauh-jauh dari pikirku. Namun bayangnya begitu kuat. Belum lagi jika bayang yang muncul adalah senyumnya yang lebar memperlihatkan gingsul pada dunia.
LDR. Gini ternyata rasanya pacaran sama orang yang jauh. Perhatian lewat gelombang. Senyum lewat emotikon. Semua serba palsu. Kecuali hati. Ya.. walaupun jarak membentang, aku masih sadar kalau ini bukan untuk menghukum kita. Tapi untuk menjaga aku dan kamu. Seperti itulah quote yang aku baca. Walau pada akhirnya kita memang sama sama sendiri.

3 komentar:

  1. Ada kalimat yang terlalu banyak tanda titiknya teteh 😊

    BalasHapus
  2. Ada kalimat yang terlalu banyak tanda titiknya teteh 😊

    BalasHapus
  3. Hehehe.. Mencoba mengaplikasikan gaya menulis yg pendek pendek. Lupa punya siap hehe. Susah juga nulis mau pake bahasa informal tapi ada aja yang lolos :v

    Makasih teh :D

    BalasHapus

 

Kartini Nurhasanah Template by Ipietoon Cute Blog Design